DAKWAH PARA NABI DAN RISALAH NABI MUHAMMAD

A. Arabia Tempat yang Tepat bagi Kelahiran Islam

       Islam lahir di Hijaz, tepatnya di Makkah, yang kemudian berkembang di Madinah, jazirah Arab. Memperhatikan situasi dunia pada abad 6-7 masehi, wilayah Hijaz memang merupakan tempat yang paling strategis bagi kelahiran Islam, sebagai agama "rahmatan lil-'alamin", suatu agama yang universal bagi seluruh manusia.

       Dengan memperhatikan peta dunia saat ini, pusat-pusat peradaban besar dunia memang berada di sekitar jazirah Arab, dengan terkecuali Cina. Dua negara besar mengapit jazirah Arab, yaitu Romawi (Byzantium) dan Persia. Tidak ada negara dan bangsa yang maju saat itu, kecuali bergabung dan menjadi koloni salah satu dari kedua negara adidaya itu.

       Daerah Bulan Sabit Subur, berbatasan langsung dengan jazirah Arab, yakni Palestina, Syam, dan Babilonia (Sekarang: Palestina, Israel, Beirut, Yordania, Syria, dan Irak) merupakan daerah yang selalu diperebutkan oleh kedua negara adikuasa. Terkadang menjadi koloni Romawi, terkadang koloni Persia, dan terkadang menjadi koloni Romawi dan Persia secara bersamaan.

       Tapi jazirah Arab, dengan kekecualian Yaman, luput dari perebutan Romawi dan Persia. Sebabnya, jazirah ini merupakan gurun pasir yang tidak subur. Memang, bukan hanya daerah subur yang diperebutkan, tetapi juga negeri yang memiliki tentara kuat. Hijaz dan Najd tidak punya tentara. Malah, sebuah negara saja bukan! Bangsa Arab, karena sebagai kaum Nomad, merupakan suatu bangsa tanpa negara. Apa pentingnya tentara bagi suatu kaum yang selalu berpindah-pindah tempat dari suatu lembah hijau ke lembah hijau lainnya. Karena itu apa untungnya jazirah Arab bagi Romawai dan Persia.

B. Letak Strategis Geografis Jazirah Arab

       Jazirah Arab terletak dibagian selatan kedua negara adidaya, Romawi (barat) dan Persia (timur). Jazirah ini di sebelah utaranya dibatasi oleh gurun pasir yang memanjang dari barat ke timur hingga teluk Persia. Di sebelah barat, selatan dan timur dibatasi oleh laut Merah, laut Arab dan teluk Persia. Malah, jazirah Arab sendiri secara keseluruhannya merupakan daerah gurun yang tidak bisa ditumbuhi pepohonan dan rerumputan, suatu daerah yang tidak subur. Batas-batas dan kondisi alam ini seolah-olah menghambat arus maju bangsa-bangsa besar untuk memasuki dan menguasai  wilayah dan bangsa Arab. Oleh karena itu, bangsa Arab belum pernah menjadi bagian Imperium bangsa-bangsa besar, tidak seperti bangsa-bangsa lainnya di utara (Palestina, Syam, dan Irak) dan selatan (Yaman), ataupun di Afrika utara (Mesir dan Ethiopia). Bangsa-bangsa asing tidak pernah tertarik dengan kondisi geografis Arabia yang miskin, karena para imperialis hanya tertarik dengan negeri-negeri yang kaya raya. Justru keadaan inilah yang menguntungkan kelahiran dan pertumbuhan Islam, karena praktis tidak mendapat gangguan dari pihak--pihak asing yang sangat kuat.

C. Letak Strategis Sosio-Kultur Bangsa Arab

       Bangsa Arab memiliki sosio-kultur yang potensial untuk menjaga kelahiran Islam dan menyebarluaskannya ke mancanegara. Beberapa jenis sosio-kultur yang mampu menjaga kelahiran dan pertumbuhan Islam, terutama dalam menjaga keamanan pembawa agama, Nabi Muhammad SAW dan para pengikut awalnya, adalah : bangsa tanpa negara, paganisme, jiwar, bulan Haram, dan upacara Haji.